Langsung ke konten utama

#AAGOMakeItReal Tiga Hari Dua Malam di Bangkok Bareng AirAsiaGo

Sebelum berangkat liburan gratis ke Bangkok bareng AirAsia, ada baiknya untuk beli sunglasses dan krim tabir surya, sebagai persiapan menghadapi sinar matahari di negeri seribu pagoda. Setelah siap dengan sunglasses, krim tabir surya, dan beberapa pasang baju yang sudah di masukkan ke dalam tas backpack ukuran 40L, saya siap mengexplore kota Bangkok bersama travel mate saya! Pengin jalan-jalan gratis juga? Yuklah ikutan, cek di sini yah!







Saya sengaja memilih penerbangan hari Jum’at pagi. Kenapa Jum’at? Karena salah satu tujuan saya pergi ke Bangkok adalah mengunjungi Chatuchak Weekend Market. Nah, Chatuchak ini hanya buka di hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu. Jadi tahu kan kenapa saya pergi ke Bangkok saat weekend.

Kenapa pilih morning flight? Check in hostel biasanya dimulai pukul 2 siang. Estimasi perjalanan Jakarta – Bangkok adalah 3,5 jam. Sampai di Bangkok kemungkinan pukul 11 siang. Karena Bangkok terkenal dengan street food, sambil menunggu waktu check in hostel, saya mau jalan-jalan ke daerah Phraeng Nara Road, di sana ada Thai Tea yang super enak! Ohiya, saya stay di The Bob Hostel daerah Sukhumvit. Begini penampakan hostel nya.

Source : Google


Source : Google


Source : Google


Source : Google

Pengin tau harganya? Coba deh klik di sini.

Kebetulan, untuk hostel dan tiket pesawat, saya pesan di AirAsiaGO. Buat kamu yang pengin dapet tiket pesawat dan hotel murah, monggo ubek-ubek di sini.

Selesai dengan urusan hostel, saya segera menuju ke MBK Mall untuk membeli oleh-oleh. Belum afdol kalau belum beli buah tangan. Kenapa di MBK? Karena harga barang-barang di MBK Mall nggak jauh beda dengan tempat lain. Juga, saya sengaja beli buah tangan di hari pertama, karena di hari kedua saya mau fokus jalan-jalan ke Grand Palace, Wat Pho, The Ananta Samakhom Throne, dan Jim Thompson House.

Night market di Bangkok sudah menjadi 'budaya', karena itu, setelah puas mencari oleh-oleh di MBK Mall, saya langsung mencari bus nomor 183 dan menuju Khaosan Road. Di tempat ini wajib, harus, kudu nyobain Pad Thai, Coconut Ice cream, Mango sticky rice, dan *drum roll* makan insect!

Dok Pribadi - Mango Sticky Rice


Dok Pribadi - Coconut Ice Cream


Dok Pribadi - Insect


Hari ke 2

Seperti yang sudah saya ceritakan di hari pertama, di hari kedua ini saya mau jalan ke Grand Palace, Wat Pho, The Ananta Samakhom dan Jim Thompson House. Saya mau hunting foto seharian penuh! Karena di setiap sudut tempat-tempat tersebut super sangat Instagram-able. Rata-rata tourist attraction akan tutup pukul 4 atau 5 sore. So, daripada nganggur setelah foto-foto di Jim Thompson, saya mau lanjut ke Chatuchak Weekend Market. Barang-barang di Chatuchak ini murah dan lucu-lucu parah. Murah nya sampai bikin saya mikir, ini jualan atau sedekah? Oh iya, buat kamu yang pengin jalan-jalan di Bangkok dengan praktis, coba deh cek di AirAsiaGo, tinggal pilih deh mau tour yang seperti apa dan tujuannya kemana.

Hari ke 3

Sambil nunggu flight balik ke Jakarta pukul 9 malam, di hari terakhir ini saya mau kuliner! Kalau boleh jujur, saya jatuh cinta banget sama kuliner Bangkok. Selain unik, makanan di sini murah-murah banget. Rasanya pengin saya ajak ijab qobul tuh makanan! Tempat paling asik buat kulineran adalah terminal 21. Foodcourt nya udah kayak surga buat saya yang hobi nya ‘icip-icip’. Tentu saja saya nggak bakal skip makan Tomyum. Bagi saya, makan Tomyum langsung di negara aslinya itu adalah achievement unlocked!



Gimana, asik kan cerita perjalanan saya selama 3 hari 2 malam bareng AirAsiaGo? Kalau kamu pengin jalan-jalan hemat seperti saya, jangan lupa buat ‘ubek-ubek’ website AirAsiaGO dan juga follow di semua sosial media dengan ketik @airasiagoid! Bon Voyage!

Semoga #AAGOMakeItReal bisa mewujudkan impian saya buat jalan-jalan ke Bangkok bersama travel mate saya! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Bromo Naik Motor?

‘Bromo yuk ntar malem?’ Pertanyaan ini yang membawa saya pergi ke Bromo naik motor. Berawal dari iseng ngajakin temen-temen pergi ke Bromo, eh ternyata ditanggapi dengan serius. Awalnya saya pikir naik mobil aja deh, baru nanti waktu disana kita sewa jeep atau naik ojek. Iya, di Bromo memang ada jasa ‘Kang Ojek’, tapi ya gitu, mahal, sekali jalan sekitar 50.000 ribu rupiah, itu info yang saya dengar dari warga sekitar. Harga nya kemungkinan bisa lebih murah, atau sebaliknya. Balik lagi ke masalah naik motor. Itu pertama kali nya saya ke Bromo naik motor. Saya udah kebayang tuh gimana jauh nya Pasuruan, gimana gelap nya daerah Nongkojajar waktu malam. Di pikiran saya waktu itu cuma begal dan hantu. Kalau naik mobil, terus di begal masih bisa kita tabrak, kan? Kalau ketemu hantu masih terhalang sama kaca-kaca mobil. Nah, kalau motor? H-1 jam saya masih mikirin itu terus. Hampir aja mau saya cancel rencana untuk ke Bromo. Tapi, karena nggak mau bikin kecewa temen-temen saya, yaudah, a

Memanjakan Lidah di Madura Kini Nggak Cuma Makan Bebek Sinjay

Selain jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), Bebek Sinjay kerap menjadi ikon dari pulau Madura. Tujuan para pelancong jika mengunjungi pulau garam ini biasanya hanya melintasi jembatan Suramadu dan menyantap bebek sinjay yang letaknya nggak jauh dari jembatan Suramadu. Tapi, semenjak film Aruna dan Lidahnya tayang di bioskop tanggal 27 September 2018 kemarin, para pelancong kini mempunyai opsi lain untuk memanjakan lidah di Madura, yaitu dengan mencoba campor lorjuk. Begitu pun saya, setelah keluar dari bioskop, saya langsung merencanakan short trip ke Madura untuk mencoba campor lorjuk. Source: google Warung campor lorjuk milik bu Iis buka mulai pukul 9 pagi sampai 9 malam. Di warung ini, bu Iis hanya menyajikan campor lorjuk biasa, campor lorjuk super (lorjuk nya lebih banyak :D) , es teh, kopi dan es jeruk nipis. Campor lorjuk adalah makanan khas kota Pamekasan. Bahan-bahan yang ada di dalam campor lorjuk antara lain: lontong, tauge, bihun, rempeyek, dan tidak lain tidak bu

Solo Traveling. Pengalaman. Teman.

‘Traveling sendirian? Kok berani?’ ‘Nanti di culik loh!’ ‘Izin nya gimana sih?’ ‘Kenapa nggak ngajakin temen kamu aja?’ Pertanyaan yang kerap muncul di DM instagram ketika saya sedang solo traveling . Kalau di pikir-pikir, saya selalu pergi traveling sendirian. Jarang banget liburan bareng temen-temen sepermainan. Ci gitu sepermainan haha. Ya, mungkin jadwal kita yang nggak cocok atau mungkin belum rezeki aja untuk pergi bareng. Kalau dibilang kesepian sih kadang iya, kadang juga enggak, karena saya selalu ketemu ‘temen’ baru di dalam perjalanan. Bulan Februari 2017 adalah trip pertama saya ke luar negeri, Singapore dan Malaysia.   Sendirian. Beruntungnya, saya ketemu teman baru, Mardiah. Cewek Depok yang juga lagi ngetrip ke Singapore dan Malaysia. Akhirnya kita menghabiskan 6 hari untuk jalan bareng dari Singapore, Malaka, dan berpisah di Kuala Lumpur. Selain ketemu Mardiah, saya juga ketemu temen baru pada saat perayaan Waisak di Yogyakarta, Jannette. Sebenernya