Langsung ke konten utama

Masuk ke Wat Pho dan Grand Palace Gratis

'Ke Bangkok? Udah ke Grand Palace belum?
'Ke Wat Pho gih, instagram-able lho tempat nya!'

Pertanyaan dan saran yang masuk ke Whatsapp saya ketika sedang liburan ke Thailand. Ini adalah negara ketiga yang saya kunjungi dalam trip 5 negara dalam 14 hari. Rasanya belum afdol kalau ke Thailand tapi nggak mengunjungi Wat Pho dan Grand Palace. Maka dari itu saya bertekad untuk datang ke dua tempat tersebut. Ohiya, Letak Wat Pho dan Grand Palace juga nggak begitu berjauhan. Jadi, setelah mengunjungi Wat Pho dan ingin lanjut ke Grand Palace, tinggal jalan kaki aja, mungkin sekitar 5-10 menit berjalan kaki. Tiket masuk Wat Pho di jual seharga 50bath dan untuk Grand Palace seharga 500bath. Harga tersebut adalah harga turis. Kalau orang lokal? Ya gratis. Wah, enak banget, dong? 

'Kalo muka saya mirip orang Thailand, kira-kira bisa masuk gratis gak ya?'
Jawaban nya adalah bisa! Saya udah membuktikan haha.




Awalnya saya ragu untuk masuk ke Wat Pho dan Grand Palace lewat jalur orang lokal, karena takut tiba-tiba di cegat sama si petugas dan siapa tau diajak ngobrol pakai bahasa Thailand, nah, kalau nggak bisa jawab, malu dong saya. Tapi akhirnya saya yakin aja deh, karena saya juga nggak mau keluar uang sebesar 550bath untuk masuk ke kedua tempat ini. Kalau bisa gratis kenapa enggak? Hehe.




Dengan berbekal muka sotoy, sedikit senyuman, dan bismillah, saya memberanikan diri untuk nyelonong masuk lewat jalur orang lokal. Di cegat? Enggak. Di ajak ngomong? Iya, saya disapa dengan menggunakan bahasa Thailand, emang dasarnya nggak tau artinya, yaudah saya senyumin aja. Berhasil? Jelas haha. Saya bisa masuk ke Wat Pho dan Grand Palace dengan gratis sebanyak dua kali, di hari yang berbeda. Mantul (MANtap beTUL). Lumayan bisa menghemat uang sebesar 1100bath.



Nih, buat kamu yang merasa punya wajah yang 11-12 sama orang Thailand (kayak saya), mungkin bisa coba cara ini. Kunci nya adalah pede (percaya diri). Kalau kamu ragu-ragu mending nggak usah. Karena tampang orang-orang yang ragu biasa nya ketahuan, nah, nggak lucu dong kalau tiba-tiba kamu ketahuan pacaran lagi dengan dirinya teman baik ku ow ow  sama si petugas terus berakhir nggak boleh masuk Grand Palace atau Wat Pho. Udah nggak bisa masuk, malu pula, jadi double tuh penderitaan nya.

Saya ada beberapa tips untuk berkunjung ke Wat Pho dan Grand Palace. Here you are!

1. Bawa air mineral. Ya meskipun di Wat Pho kamu bisa dapetin minum gratis, tapi itu nggak akan cukup, apalagi kalau Bangkok sedang panas-panas nya.

2. Berpakaian sopan. Kalau bisa pakai celana panjang, atau kalau nggak mau pakai celana panjang, kamu bisa bawa kain untuk menutupi bagian pinggul ke bawah, karena untuk masuk ke Wat Pho dan Grand Palace harus sopan dan tertutup (dibagian bawah).

3. Siapkan uang Bath. Meskipun di Grand Palace tersedia money changer, tapi sebaiknya kamu tukerin dulu di tempat lain aja. Selain nilai tukar nya jelek, antri nya juga lumayan panjang.

Udah mirip orang Thailand belum?
Semoga berhasil masuk Wat Pho dan Grand Palace gratis.
Selamat jalan-jalan. Semoga ketagihan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Bromo Naik Motor?

‘Bromo yuk ntar malem?’ Pertanyaan ini yang membawa saya pergi ke Bromo naik motor. Berawal dari iseng ngajakin temen-temen pergi ke Bromo, eh ternyata ditanggapi dengan serius. Awalnya saya pikir naik mobil aja deh, baru nanti waktu disana kita sewa jeep atau naik ojek. Iya, di Bromo memang ada jasa ‘Kang Ojek’, tapi ya gitu, mahal, sekali jalan sekitar 50.000 ribu rupiah, itu info yang saya dengar dari warga sekitar. Harga nya kemungkinan bisa lebih murah, atau sebaliknya. Balik lagi ke masalah naik motor. Itu pertama kali nya saya ke Bromo naik motor. Saya udah kebayang tuh gimana jauh nya Pasuruan, gimana gelap nya daerah Nongkojajar waktu malam. Di pikiran saya waktu itu cuma begal dan hantu. Kalau naik mobil, terus di begal masih bisa kita tabrak, kan? Kalau ketemu hantu masih terhalang sama kaca-kaca mobil. Nah, kalau motor? H-1 jam saya masih mikirin itu terus. Hampir aja mau saya cancel rencana untuk ke Bromo. Tapi, karena nggak mau bikin kecewa temen-temen saya, yaudah, a

Memanjakan Lidah di Madura Kini Nggak Cuma Makan Bebek Sinjay

Selain jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), Bebek Sinjay kerap menjadi ikon dari pulau Madura. Tujuan para pelancong jika mengunjungi pulau garam ini biasanya hanya melintasi jembatan Suramadu dan menyantap bebek sinjay yang letaknya nggak jauh dari jembatan Suramadu. Tapi, semenjak film Aruna dan Lidahnya tayang di bioskop tanggal 27 September 2018 kemarin, para pelancong kini mempunyai opsi lain untuk memanjakan lidah di Madura, yaitu dengan mencoba campor lorjuk. Begitu pun saya, setelah keluar dari bioskop, saya langsung merencanakan short trip ke Madura untuk mencoba campor lorjuk. Source: google Warung campor lorjuk milik bu Iis buka mulai pukul 9 pagi sampai 9 malam. Di warung ini, bu Iis hanya menyajikan campor lorjuk biasa, campor lorjuk super (lorjuk nya lebih banyak :D) , es teh, kopi dan es jeruk nipis. Campor lorjuk adalah makanan khas kota Pamekasan. Bahan-bahan yang ada di dalam campor lorjuk antara lain: lontong, tauge, bihun, rempeyek, dan tidak lain tidak bu

Solo Traveling. Pengalaman. Teman.

‘Traveling sendirian? Kok berani?’ ‘Nanti di culik loh!’ ‘Izin nya gimana sih?’ ‘Kenapa nggak ngajakin temen kamu aja?’ Pertanyaan yang kerap muncul di DM instagram ketika saya sedang solo traveling . Kalau di pikir-pikir, saya selalu pergi traveling sendirian. Jarang banget liburan bareng temen-temen sepermainan. Ci gitu sepermainan haha. Ya, mungkin jadwal kita yang nggak cocok atau mungkin belum rezeki aja untuk pergi bareng. Kalau dibilang kesepian sih kadang iya, kadang juga enggak, karena saya selalu ketemu ‘temen’ baru di dalam perjalanan. Bulan Februari 2017 adalah trip pertama saya ke luar negeri, Singapore dan Malaysia.   Sendirian. Beruntungnya, saya ketemu teman baru, Mardiah. Cewek Depok yang juga lagi ngetrip ke Singapore dan Malaysia. Akhirnya kita menghabiskan 6 hari untuk jalan bareng dari Singapore, Malaka, dan berpisah di Kuala Lumpur. Selain ketemu Mardiah, saya juga ketemu temen baru pada saat perayaan Waisak di Yogyakarta, Jannette. Sebenernya