Beberapa jam setelah sampai di Siem Reap, saya langsung menuju hostel milik teman yang saya kenal dari Couchsurfing, Cengiz namanya. Saya memilih naik tuk-tuk dan bayar USD$3, karena sudah larut malam dan badan saya udah lemes banget. Kenapa lemes? Karena nggak makan nasi dari waktu di Vietnam. Out of topic bentar ya, selama di Vietnam saya makan nasi itu cuma satu kali, dan ternyata ada babi nya pula, huh. Tapi enak. Tapi nggak sengaja. Tapi nggak bakal mau makan lagi, kecuali nggak sengaja. Sisanya, saya selalu makan ‘bakmi’ ala Vietnam. Saya kira kalau naik tuk-tuk nggak bakal nyasar lagi. Tapi ternyata salah besar. Masa kita nyasar hampir setengah jam, dan fyi, supir tuk-tuk nya nggak seberapa bisa bahasa Inggris. Kebayang kan gimana susahnya menjelaskan alamat ke doi. By the way , ini keadaan baterai hp saya lowbat dan nggak ada internet. Mau nangis tapi laper, jadi nggak ada tenaga buat nangis. Penampakan kamar hostel dan pop mie Setelah muter-muter dan nanyain semu